Ujung dari semua itu adalah kelulusan, setiap orang pasti ingin lulus dalam study yang ditempuh. Setelah melewati masa - masa berseragam kita pasti menginjak bangku kuliah, namun ada juga yang memutuskan untuk bekerja saja. Perkuliahan sangat jauh berbeda dengan saat kita menginjak SMP atau SMA.
Saat kelulusan sangat ditentukan ujian untuk perseorangan, dengan menghadapi maksimal empat dosen kita akan menghadapi ujian tersebut secara lisan dan bertatap muka langsung dengan dosen penguji.
Seperti Siti Latifa, mahasiswa jurusan matematika yang mengatakan bahwa skripsi tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi butuh proses yang sangat rumit. “Saya merasa kalau saya dipersulit oleh salah satu dosen pembimbing,” ujar mahasiswa yang sering dipanggil Ifa ini.
Kurang lebih butuh delapan bulan untuk menyelesaikan skripsi yang sudah ada di depan mata.“ Dari awal oktober sampai januari proposal saya baru diterima,sudah empat proposal yang saya ajukan dan selalu kurang sempurna di mata dosen,” ungkap mahasiswa asal Mojokerto itu.
Menurutnya, butuh kesabaran yang ekstra juga untuk menghadapi dosen yang menyebalkan. Apalagi dosen itu sulit ditemui dan suka membatalkan jadwal bimbingan dengan alasan yang kurang jelas. ”Menunggu tanpa kepastian itu membuat mahasiswa semakin putus asa Pak dan Bu dosen pembimbing,” timpalnya dengan sedikit tertekan buat para dosen pembimbing.
Banyak juga syarat yang di ajukan oleh pihak kampus untuk mendaftar ujian skripsi. Selain membayar sejumlah uang, mahasiswa juga harus menyerahkan foto copy ijazah SMA yang sudah dilegalisir, foto copy pembayaran KKN, dan lain–lain yang sangat banyak.
“Beliau orangnya memang pintar dan sangat tegas, jadi beliau ditakuti oleh semua mahasiswa,” tutur gadis berkerudung yang diuji dosen yang sangat "disegani". Sembari mengambil hasil print out, dia menjelaskan bahwa hasil akhir nilainya adalah A dan sekarang tinggal menunggu jadwal wisuda yang belum keluar.
Rischa Andika Wardani
09220274
09220274
0 komentar
Tambahkan Komentar Anda